Jumat, 11 November 2011



Tuntutan SBY-Boediyono Mundur Terus Bergulir
             
salah satu baliho yang terpampang
Bertepatan dengan hari Pahlawan 10 Nopember 2011 aksi unjuk rasa kembali  digelar berbagai elemen mahasiswa.

Mereka  menggulirkan tuntutan agar  Presiden SBY-Boediyono segera mundur dari jabatannya. 

Ratusan mahasiswa berbagai kampus melakukan aksi long march dari depan Kampus Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) menuju terminal Lebak Bulus.

Massa mahasiswa yang mengatasnamakan Komite Aksi Rakyat Teritorial (Karat) sebelumnya menggelar orasi dan  mimbar bebas di depan kampus UMJ. Mereka mengutuk pemerintahan SBY karena gagal mensejahterakan rakyat.

Bahkan SBY-Boediono dicap sebagai pengkhianat empat pilar kehidupan bangsa, yakni Pancasila, Proklamasi, Pembukaan UUD 1945 dan Trisakti. Oleh karenanya, mereka mendesak SBY-Boediono mundur dan mengembalikan mandat ke rakyat.

"Kami mahasiswa mengutuk pemerintahan SBY yang gagal mensejahterakan  rakyat. SBY-Boediono pengkhianat empat pilar kehidupan bangsa, yakni Pancasila, Proklamasi, Pembukaan UUD 1945 dan Trisakti. Oleh karenanya, kami mendesak SBY-Boediono mundur dan mengembalikan mandat ke rakyat," kata Ilham, salah satu orator.

Ilham mengajak semua pemuda dan mahasiswa agar memanfaatkan situasi ini untuk mengukir sejarah. "Saat ini adalah waktu yang tepat bagi pemuda dan mahasiswa untuk membuat sejarah.  Bentuk pemerintahan transisi dengan mahasiswa pemuda sebagai pemimpin strategis," tegasnya.

Sementara massa yang tergabung dalam Aliansi Rakyat untuk Perubahan menggelar aksi unjuk rasa di bundaran Hotel Indonesia (HI). Ratusan massa itu kemudian long march menuju Patung Jenderal Sudirman yang terletak di tengah ruas jalan Protokol Jenderal Sudirman, kawasan Dukuhatas, Jakarta Pusat.

Di kaki patung setinggi 12 meter itu para pengunjuk rasa memasang baliho dan berorasi. Di kain baliho tersebut tertulis pernyataan yang menyindir pemimpin nasional yang berlatar belakang militer dengan pangkat Jenderal.

Menurut pengunjuk rasa, SBY telah  mengkhianati Sapta Marga dan bersifat pembohong. "Hey SBY, jangan bikin malu tentara. Mundurlah secara ksatria. Saatnya mengembalikan mandat kepada rakyat" sebuah seruan yang tertulis di salah satu spanduk. 

Koordinator aksi Ahmad Kasino mengatakan, para pahlawan mendirikan dan memerdekaan bangsa dari belenggu penjajahan kolonialisme asing untuk menciptakan masyarakat sejahtera, adil dan makmur yang berdiri di bawah kaki sendiri.

Selain itu, lanjut Kasino, pengunjukrasa juga mengingatkan bahwa tentara (TNI) adalah pelindung dan pengayom rakyat bukan malah menjadi alat kekuasaan rezim SBY-Boediono yang telah menyimpang dari cita-cita dan amanat para pendiri bangsa.

"TNI harus menjadi pelindung rakyat bukan pelindung kekuasaan yang korup," tegas Ahmad Kasino.

www.beritabatavia.com