Rabu, 14 Desember 2011


Insiden “Suster Ngesot” Bandung                                                                   
Satpam Penendang 'Suster Ngesot' Dilaporkan ke Polisi

Tuduhan penganiayaan yang ditujukan kepada satpam Galeri Ciumbeuleuit Hotel, Bandung, Sunarya (37), menyusul aksi spontannya menendang Mega Tri Pratiwi (20) hingga lebam dan giginya tanggal masih akan berlanjut.

Sunarya, dalam rekaman video CCTV, di dalam lift gedung tersebut terlihat melakukan gerakan spontan dengan menendang sesosok makhluk mirip "suster ngesot" sesaat setelah pintu lift di lantai 17 terbuka.

Belakangan diketahui, kejadian pada Sabtu (10/12) dini hari itu sengaja dilakukan Mega untuk menakut-nakuti sejumlah temannya yang berada satu lift dengan Sunarya.

Benar saja, aksi Mega itu terbilang sukses. Dalam rekaman video terlihat sejumlah orang yang ada di dalam lift ketakutan dan meloncat kembali ke dalam lift saat melihat sosok Mega. Namun, satu hal yang tak terduga justru terjadi. Sunarya yang terlihat sangat spontan dalam hitungan detik menghunjamkan tendangan kaki kanan ke arah sosok yang mengagetkan itu.

Alhasil, Mega terempas hingga giginya patah, luka lebam di pelipis, dan sempat tak sadarkan diri. Orangtua Mega yang tidak bisa menerima perlakukan itu lantas melaporkan pria beranak dua tersebut atas tuduhan penganiayaan. Seperti yang dilansir TribunJabar, Rabu (14/12), polisi akan memeriksa Sunarya hari Jumat (16/12).

"Kalau yang lima saksi, termasuk saksi korban, itu sudah kami periksa. Nah, satpam yang dilaporkan dituding melakukan penganiayaan baru akan kami periksa Jumat ini," ujar Kepala Hubungan Kemasyarakatan Kepolisian Resor Kota Besar Bandung Komisaris Endang Sri Wahyu Utami di Mapolrestabes, kemarin.

Dalam menangani kasus ini, polisi sudah memeriksa lima saksi, termasuk Mega. Selain Mega sebagai saksi korban, juga keempat rekannya yang saat kejadian ada di lokasi tersebut, yaitu berinisial F, B, C, dan M.

Mega diketahui saat itu bersama tujuh temannya sedang berlibur di Bandung. Mereka sejak Sabtu berada di Galeri Ciumbeuleuit Hotel (GCH). Mega berencana menikmati akhir pekannya di Bandung.

Testimoni Mega, Sang "Suster Ngesot"
 
"Semua sudah pada posisi saat itu, beberapa saat kemudian saya mendengar ting tanda pintu lift berbuka, tiba-tiba ada hantaman keras ke muka sebelah kiri saya. Blank seketika. Itu yang saya rasakan," demikian kutipan testimoni Mega Tri Pratiwi (20) dalam blog pribadinya megavandjabir.blogspot.com.

Mega Tri Pratiwi adalah "pemeran suster ngesot" saat akan menakut-nakuti teman-temannya yang keluar dari lift di lantai 17 Galeri Ciumbeuleuit Hotel, Bandung, Sabtu, akhir pekan lalu. Hantaman keras yang disebutkan Mega tak lain adalah tendangan kaki kanan dari seorang satpam bernama Sunarya (37) yang saat itu juga berada di dalam lift.

Merasa diperlakukan tidak adil, Mega yang mengalami lebam dan patah gigi akibat insiden itu lantas membagikan kisahnya dalam blognya. "Yang saya dengar hanyalah samar suara orang-orang, lalu dalam keadaan setengah sadar tiba-tiba saya berada di kamar apartemen saya sendiri," tulis Mega.

Dalam tulisan berjudul "Suster Ngesot" Moral Duty Requires Me to Call the Attention of Public", Mega menceritakan, saat sadar, ia tak bisa membuka matanya. "Yang bisa saya lakukan hanyalah berbicara, dan saya bertanya kepada Martin (teman Mega), siapa yang menendang saya?"

Kejadian yang awalnya direncanakan sebagai bahan gurauan ini pun kini menjadi serius dan berbuntut panjang. Sunarya yang dalam rekaman CCTV terlihat melakukan tendangan telah dilaporkan oleh pihak Mega ke polisi dengan tuduhan penganiayaan. Jumat depan, Sunarya akan menjalani pemeriksaan polisi di Bandung. Sebelumnya, hingga hari ini lima orang saksi, termasuk Mega, sudah dimintai keterangannya.

Dalam testimoninya, Mega mengisahkan, pada 10 Desember 2011 sekitar pukul 01.00 dini hari, ia bersama sejumlah temannya merencanakan aksi iseng untuk menakut-nakuti sejumlah teman lain yang belum tiba di apartemen tersebut. "Kami yang berada di apartmen bersama yang lain 'kontak-kontakan' melalui BBM," tulis Mega.

"Akhirnya diputuskanlah saya yang menjadi suster ngesot. Karena rambut saya paling panjang. Tanpa make-up dan tanpa persiapan apa pun, hanya bermodalkan baju berbahan lace dan baju itu pun tidak panjang, sebatas di atas paha. Dan, saat itu saya memakai celana pendek berwarna hitam," ungkap Mega.

Pada pukul 02.00, saat telah menerima kabar sejumlah temannya telah mendekat ke apartemen, mereka pun segera menyiapkan aksinya. "Saya dan yang lain siap-siap menuju lantai 17. Posisi yang sudah diatur ialah, saya duduk di depan lift barang (bukan lift khusus tenant/pemilik apartemen) berjarak 1,5-2 meter dari pintu lift. Sedangkan 3 orang teman yang bersama saya memperhatikan di tembok sebelah lift," tulis Mega.

Menurut Mega, mereka memang merencanakan kejahilan ini dengan menggunakan lift barang agar tak meresahkan penghuni yang lain. Mereka pun mengaku sudah mengatur skenario dengan menekan tombol lift di lantai 17 agar lift tersebut berhenti di lantai tersebut. Komunikasi pun terus dilakukan dengan salah satu teman yang ada di dalam lift sehingga mereka dapat memastikan lift yang "disasar".

Setelah itulah, insiden penendangan terjadi. Dalam rekaman CCTV di dalam lift, sejumlah orang yang tak lain adalah kawan Mega terlihat kaget. Namun, tak diduga, kondisi itu telah melahirkan reaksi spontan sang satpam yang langsung menendang si "suster ngesot". Mega pun harus mendapat lebam di muka.

Tetapi, Mega meyakini bahwa Sunarya melakukan tendangan dengan sadar dan bukan spontan. Pasalnya, sebelum menendang. berdasarkan kesaksian kawan Mega di dalam lift, Sunarya sempat mengatakan, "Sini saya saja, ini sudah kejadian yang kedua kali."

"Satpam tersebut tau bahwa yang menjadi sosok suster ngesot tersebut ialah manusia," tegas Mega. “Saya mendengar "ting" tanda pintu lift berbuka, tiba-tiba ada hantaman keras ke muka sebelah kiri saya.” pungkasnya

KOMPAS.com